Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan menghadiri pelantikan pejabat
Eselon I dan II Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta
Timur sekaligus mengecek ruang tahanan tersangka narkoba. Hari ini,
Jumat (11-03-2016), anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), KH Hasyim
Muzadi berkunjung ke gedung BNN.
Banyak yang dibicarakan KH Hasyim Muzadi dengan Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso (Buwas) terkait permasalahan narkoba di negeri sangat kompleks sehingga tidak ada satu tempat pun yang bersih dari penyalahgunaan narkoba.
Narkoba telah menyasar segala lapisan, dari mulai oknum aparat hingga ke lingkungan relijius seperti pesantren.
Banyak yang dibicarakan KH Hasyim Muzadi dengan Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso (Buwas) terkait permasalahan narkoba di negeri sangat kompleks sehingga tidak ada satu tempat pun yang bersih dari penyalahgunaan narkoba.
Narkoba telah menyasar segala lapisan, dari mulai oknum aparat hingga ke lingkungan relijius seperti pesantren.
Soal ini, KH Hasyim Muzadi menegaskan, perlunya sebuah gerakan nasional
dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara masif dalam rangka melakukan
penanggulangan narkoba secara serius.
"Bagaimana caranya kita membuat gerakan nasional yang masif tetapi efektif dalam pemberantasan Narkoba, karena dampak narkoba lebih dahsyat daripada teror fisik seperti terorisme,"terang mantan Ketua Umum PBNU ini
Terkait dengan hal tersebut, KH Hasyim Muzadi memintaagar Kepala BNN dapat menghadiri pertemuan dengan para Kiai dalam rangka merumuskan pola-pola partisipasi yang efektif dalam rangka mencegah maraknya penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
“Di belakang UI ada sebuah pondok tempat berkumpulnya para Kiai dari seluruh Indonesia, kami undang Pak Budi untuk mengisi acara dan membahas rumusan tentang bentuk partisipasi masyarakat yang bisa dimaksimalkan,"pinta KH Hasyim Muzadi.
Kepala BNN, Komjen Pol Buwas menyambut penuh antusias permintaan KH Hasyim Muzadi. Memang perlu duduk bersama dengan para Ulama untuk membahas langkah progresif ke depan dalam upaya penanggulangan narkoba.
"Peran orangtua juga perlu direvitalisasi dalam rangka melakukan pencegahan dini mulai unit terkecil yaitu keluarga hingga pengawasan yang kuat di tengah masyarakat,"kata Komjen Buwas yang mengungkapkan tentang temuan kasus penyalahgunaan narkoba oleh Santri yang memiliki pemahaman yang keliru tentang Narkoba.
Komjen Buwas mengatakan, oknum Santri tersebut mengonsumsi narkoba karena ingin lebih menguatkan fisiknya untuk berzikir lebih lama.
"Pemahaman salah seperti itu harus segera diluruskan,"ujar Komjen Buwas.
"Bagaimana caranya kita membuat gerakan nasional yang masif tetapi efektif dalam pemberantasan Narkoba, karena dampak narkoba lebih dahsyat daripada teror fisik seperti terorisme,"terang mantan Ketua Umum PBNU ini
Terkait dengan hal tersebut, KH Hasyim Muzadi memintaagar Kepala BNN dapat menghadiri pertemuan dengan para Kiai dalam rangka merumuskan pola-pola partisipasi yang efektif dalam rangka mencegah maraknya penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
“Di belakang UI ada sebuah pondok tempat berkumpulnya para Kiai dari seluruh Indonesia, kami undang Pak Budi untuk mengisi acara dan membahas rumusan tentang bentuk partisipasi masyarakat yang bisa dimaksimalkan,"pinta KH Hasyim Muzadi.
Kepala BNN, Komjen Pol Buwas menyambut penuh antusias permintaan KH Hasyim Muzadi. Memang perlu duduk bersama dengan para Ulama untuk membahas langkah progresif ke depan dalam upaya penanggulangan narkoba.
"Peran orangtua juga perlu direvitalisasi dalam rangka melakukan pencegahan dini mulai unit terkecil yaitu keluarga hingga pengawasan yang kuat di tengah masyarakat,"kata Komjen Buwas yang mengungkapkan tentang temuan kasus penyalahgunaan narkoba oleh Santri yang memiliki pemahaman yang keliru tentang Narkoba.
Komjen Buwas mengatakan, oknum Santri tersebut mengonsumsi narkoba karena ingin lebih menguatkan fisiknya untuk berzikir lebih lama.
"Pemahaman salah seperti itu harus segera diluruskan,"ujar Komjen Buwas.
(Humas BNN)/Tribrata News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar